Senin, 06 September 2010

Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu

Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali.
Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai,
kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah
berandai-andai ria. Pffhh...sungguh semua itu tlah hadirkan nelangsa
yang begitu menggelora dalam jiwa.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa
masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih
ada kekuatan untuk melangkahkan kaki mencari ilmu, mencari rejeki,
kebahagian yang akan mengantarkan pada ketentraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara.Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan
memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan.
Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang
kita mau bisa tercapai.

Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak
perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak
punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang
lain.

Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua
pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang.
Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal
dimensi dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan
hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang
memang bukan hak kita.

Apa yang memang menjadi bagian dari kita di dunia, entah itu Rejeki,
jabatan, kedudukan pasti akan Allah sampaikan.Tetapi apa yang memang
bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki, meski ia nyaris
menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak
sadar mendikte Allah tentang jodoh kita, bukanya meminta yang terbaik
tetapi benar-benar mendikte Allah: Pokoknya harus dia Ya Allah... harus
dia, karena aku sangat mencintainya. Seakan kita jadi yang menentukan
segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalaupun Allah
memberikanya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak
mengulurkanya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkanya dengan marah
karena niat kita yang terkotori. 

Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah : Maka
setelah ini wahai jiwa..., jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa
berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu.

Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa
perlu didunia ini harus benar-benar perlu bila ada relevansinya dengan
harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang "baik" tidak hidup
untuk dunia tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang
sesungguhnya: hidup di akhirat kelak!

Maka sudahlah....., jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar