TEMPO Interaktif, Bermuda - Selama ini Bermuda dikenal sebagai tempat kapal-kapal tenggelam, yang membuat istri-istri pelaut menjadi janda karena sang suami tenggelam dalam pusaran. Namun di balik kengerian kepulauan Atlantik ini terdapat keindahan pemandangan bawah laut. Para penyelam dan snorkles bisa melihat bangkai kapal di antara birunya laut.
Posisi Bermuda di Lautan Atlantik menjelaskan mengapa lokasi itu sering menelan kapal-kapal yang melaluinya. Bayangkan pulau sebagai lubang di tengah-tengah jalan tol. Aliran di teluk itu menarik kapal-kapal ke dalam alirannya, kemudian karang-karang yang dangkal menghantam kapal-kapal itu, dan sering badai memperburuk situasi.
Pada 1505, Juan de Bermúdez, pelaut Eropa pertama, menantang karang-karang yang berbahaya. Ia selamat dari tantangan itu tanpa cedera namun awak kapal lainnya tidak seberuntung dia. Dan, belakangan ini justru semakin banyak yang tidak selamat. Kapal yang kandas pada 1609 itu adalah Mayflower, sejak itu tercatat lebih dari 400 kapal mengalami nasib serupa.
Air yang dangkal dan jernih di sekitar Bermuda membuat pengalaman menyelam mengasyikkan yang tak terlupakan. Umumnya penyelaman dilakukan dengan waktu yang cukup sehingga penyelam dapat mengeksplorasi batu karang yang tumbuh dari bangkai kapal yang dikelilingi mahkluk-mahkluk laut seperti barakuda dan ikan angel. Geladak kapal seperti Taunton sepanjang 228 kaki yang dibuat pada 1902, terdapat pada kedalaman 10 kaki di bawah permukaan laut, bahkan seekor bebek berenang santai di atasnya.
Menyelam dengan pemandangan bangkai kapal di Bermuda juga memberikan pelajaran sejarah. Banyak sekali kisah yang tragis dan heroik. Salah seorang penyelaman yang terkenal adalah Cristobal Colon, merupakan bangkai kapal terbesar dari Spanyol dan merupakan kapal tercepat pada masanya. Kapal itu karam pada 1936, sinyal tidak berfungsi sehingga kapten kapal menjadi salah arah dan kapal pun karam. Setahun kemudian, kapal dari Norwegia Iristo mengalami nasib yang sama pada saat berusaha menghindari bangkai kapal Spanyol tersebut. Bermuda penuh dengan bangkai kapal, kebanyakan saling tindih satu sama lain.
Di balik kejamnya Bermuda, di beberapa lokasi terdapat banyak bangkai kapal yang masih utuh. Misalnya kapal Constellation yang menjadi inspirasi penulis Peter Benchley dalam bukunya yang berjudul Deep. Kapal ini membawa bahan-bahan bangunan, obat-obatan, dan 700 kotak berisi minuman whiskey dan scotch dari Venezuela namun karam pada 1943.
Muatan kapal San Pedro bahkan lebih berharga. Kapal yang tenggelam pada 1596 ini tidak tersentuh hingga ratusan tahun. Sejarawan arkeologi laut setempat Teddy Tucker menemukan lokasi kapal itu pada 1955, ia menemukan kancing emas, batu mulia, rantai dan salib Tucker yang terkenal dengan batu emerald, dibuat oleh penduduk Incan.
Meski banyak barang berharga yang ditinggalkan, biarlah menjadi bagian para profesional. Tidak semua barang yang mengkilau merupakan emas, misalnya Pollockshield yang tenggelam ratusan tahun lalu, masih terbungkus dengan perlengkapan senjata yang masih aktif. Namun, para petualang tidak perlu takut karena para ahli penyelam lokal tahu cara yang tepat untuk mengatasinya.
BBC/ Aqida Swamurti
http://www.tempointeraktif.com/hg/perjalanan/2010/09/13/brk,20100913-277900,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar